Jumat, 07 November 2014

redup

aku tak memiliki kesempurnaan akan menahan sabar yang tak terkendali, aku tak berkemampuan untuk menganggap segala hal kecil yang kau torehkan menjadi biasa, aku terlanjur menjadikan setiap jengkal cerita kita menjadi alunan melodi yang setiap saat bisa aku alunkan nadanya menjadi pengiring resah.
andai kau mengerti, andai kau menelisik kedalam embossing angin yang mengitari kita.
aku sakit, aku terluka bahkan terpuruk. mendapati kenyataan yang begitu jauh dari kesesuaian.
aku mencoba marah, namun aku di paksa menelan pil pahit yang amat sangat aku benci.
aku tersepi dan semakin merasakan menggigil manakala angin hampa menerpa.
kau terluka, aku mencoba menerangi dengan lilin kecil untuk segala kegelapanmu meski tubuhku habis terbakar dan meleleh hingga binasa.
tapi kau masih sama, memberkan segala pembenaran.
sedang aku ? berkali harus kecewa berkali harus berkaca ada apa ini ?
pernahkah kamu berfikir, aku harus belajar menerima segala kekurangan kamu, segala kebiasaan kamu, segala hal yang harus aku telan saat belajar mencintaimu.
bahkan tanpa kau sadari, kaulah yang tersulit untuk aku pahami.
aku harus menerima segala kelemahanmu sebagai bagian dari kelebihanmu.
ndeh :(
tapi mungkinkah aku terus menggenggam pisau yang perlahan membunuhku.