akan kumulai dari berbagai persoalan yang selama ini sulit untuk aku pecahkan, masalahnya hanyalah persoalan waktu.
tapi saat melalui prosesnya sangat amat di butuhkan banyak tenaga perasaan di mana asumsi dan emosi jiwa berpengaruh kuat, menghancurkan stabilitasi keadaan.
perang argumentasi menganggap satu sama lain benar, itu sebuah cambukan ataukah hanya sebuah alibi menghambat segala persoalan yang selama ini di lalui.
ah entahlah keluhan demi keluhan tetap tak merubah keadaan, semakin kesini mata ini semakin terbuka hakikat seperti itu apah ?
obsesi ataukah elegi,
tak henti kadang aku bicara seorang diri karena aku tak yakin orang lain mau di ajak berdiskusi apalagi mendengarkan persoalan yang melulu.
gejolak bathin ini oh tuhan, menyiksa sekali.
aku ingin berhenti aku ingin berganti tapi ............
selalu ada kata tapi yang menghambat dari setiap tekad.
aku belum cukup berani mengambil resiko, meskipun ini pun mengandung resiko.
ah tuhan, engkau lebih tau apa yang aku rasa.
hambar, jenuh, meski kadang terbumbuhi oleh manisnya keadaan.
aku tak ingin mengaitkan ini dengan masa lalu. tapi, rasanya jauh berbanding terbalik.
inikah dimna titik harus merasakan pahitnya mempertahankan hanya demi sebuah pengakuan. oh tuhan ampuni aku, jika aku berlaku salah dalam mendzolimi orang lain.
jika ini proses pembelajaran untuk taraf yang lebih tinggi, mohon tetapkanlah kekuatan padaku.
lembutkanlah hatiku dan lapangkanlah segala yang mempersempit pikiran dan naluriku.
biarkan ini berjalan dengan petunjuk dengan damai tanpa harus ada kecaman pertikaian yang entah sudah bosan.
biarkanlah kedamaian bersamaku tuhan.