seberapa kuat meski bertahan dan adu argumen, masihlah sama seperti air dan minyak hidup berdampingan tapi tak pernah bersatu.
berbeda dengan yang dulu menyatu tapi takdir yang memutuskan dengan pendampingan, bimbang yang semakin menghadang menggelapkan seberkas cahaya yang mengkilap hingga perlahan lahan redup.
elegi lagi elegi yang tak pernah tau samapi dimana titik tonggak yang mengarah .
semoga yang terbaik yang menjadi takdir :)